Wednesday, November 6, 2013

Mengenal Sleep Paralysis

Apa sih Sleep Paralysis itu?

Pernahkah Anda mengalami saat proses tidur, pikiran Anda melayang antara sadar dan tidak. Sambil berusaha mengumpulkan kesadaran, Anda mencoba untuk mengubah posisi tidur Anda kearah lain. Namun ada suatu hal yang menahan, bahkan menekan keras tubuh Anda yang seketika melumpuhkan seluruh anggota gerak. Ketika Anda mulai berusaha membuka mulut dan hendak berteriak, tapi tak ada suara yang keluar sedikitpun. Perlahan tekanan itu membuat Anda mulai kesulitan untuk bernafas. Tahap selanjutnya Anda mulai berhalusinasi bahwa ada makhluk halus disekitar Anda yang menahan Anda untuk bergerak. Apakah benar makhluk halus menyebabkan gangguan tidur ini?


Sleep Paralysis adalah suatu gangguan tidur yang lebih dikenal di Indonesia dengan istilah 'ereup ereup' dalam Bahasa Sunda atau istilah 'ketindihan' dalam Bahasa Jawa. Tapi apakah sebenarnya Sleep Paralysis itu? Mari kita simak perbandingan antara mitos dan fakta ilmiah dari gangguan tidur ini.



MITOS SLEEP PARALYSIS

Diberbagai belahan dunia, sleep paralysis mempunyai banyak nama.

Masyarakat yang tinggal di Kamboja, Laos dan Thailand menyebut Sleep Paralysis sebagai 'pee umm' yang berarti kejadian di mana seseorang tidur dan bermimpi makhluk halus memegangi atau menahan tubuh orang itu untuk tinggal di alam mereka. Masyarakat Turki menyebutnya dengan istilah 'karabasan', yang berarti sebagai makhluk yang menyerang orang di kala tidur, menekan dada orang tersebut dan mengambil napasnya. Lain halnya di Meksiko, Masyarakat Meksiko menyebut sleep paralysis dengan sebutan 'se me subio el muerto' yang berarti kejadian adanya arwah orang meninggal yang menempel pada seseorang.

Dari berbagai istilah tersebut, dapat ditarik kesimpulan bahwa mitosnya, Sleep Paralysis adalah suatu gangguan tidur yang menyebabkan 'terikatnya raga' manusia oleh makhluk halus.



FAKTA ILMIAH SLEEP PARALYSIS

  Menurut survey Gallup tahun 1992, hampir semua orang dewasa mengalami Sleep Paralysis, paling tidak dua tahun sekali. Jadi fenomena ini bukan sesuatu yang asing bagi manusia. Usaha untuk menelitinya telah berlangsung sejak tahun 1950an, namun baru benar-benar bisa dipahami ketika para peneliti mulai mengerti hubungan antara kondisi REM (Rapid eye movement) dengan mimpi. 

    Sebagai pengetahuan, berdasarkan gelombang otak, tidur terbagi dalam 4 tahapan. Tahapan itu adalah tahap tidur paling ringan (kita masih setengah sadar), tahap tidur yang lebih dalam, tidur paling dalam dan tahap rapid eye movement (REM). Pada tahap inilah mimpi terjadi.  Ketika kita tidur, 80 menit pertama kita memasuki kondisi Non Rem, lalu 10 menit berikutnya kita masuk kedalam kondisi REM. Siklus 90 menit ini berulang sekitar 3 sampai 6 kali semalam. Selama Non REM, tubuh kita menghasilkan beberapa gerakan minor dan mata kita bergerak-gerak kecil. Ketika kita masuk ke kondisi REM, detak jantung bertambah cepat, hembusan nafas menjadi cepat dan pendek dan mata kita bergerak dengan cepat (Rapid eye movement - REM). Dalam kondisi inilah mimpi kita tercipta dengan jelas dan kita bisa melihat objek-objek di dalam mimpi.


Dr.Max Hirshkowitz, direktur Sleep Disorders Center di Veterans Administration Medical Center di Houston mengatakan bahwa Sleep Paralysis muncul ketika otak kita mengalami kondisi transisi antara tidur mimpi yang dalam (REM dreaming Sleep) dan kondisi sadar.

Selama REM dreaming sleep, otak kita mematikan fungsi gerak sebagian besar otot tubuh sehingga kita tidak bisa bergerak. Dengan kata lain, kita lumpuh sementara. Fenomena ini disebut REM Atonia.

Lain halnya menurut Al Cheyne, peneliti dari Universitas Waterloo, Kanada, Sleep paralysis adalah sejenis halusinasi karena adanya malfungsi tidur di tahap REM. Saat kondisi tubuh terlalu lelah atau kurang tidur, gelombang otak tidak mengikuti tahapan tidur yang seharusnya. Jadi, dari keadaan sadar (saat hendak tidur) ke tahap tidur paling ringan, lalu langsung melompat ke mimpi (REM). Ketika otak mendadak terbangun dari tahap REM tapi tubuh belum, di sinilah sleep paralysis terjadi. Kita merasa sangat sadar, tapi tubuh tak bisa bergerak. Ditambah lagi adanya halusinasi muncul sosok lain yang sebenarnya ini merupakan ciri khas dari mimpi. Selain itu, sleep paralysis juga bisa disebabkan sesuatu yang tidak dapat dikontrol. Akibatnya, muncul stres dan terbawa ke dalam mimpi. 

Sleep Paralysis bisa menjadi gejala dari penyakit gangguan tidur lainnya, seperti :
1. Sleep Apnea, yaitu kondisi dimana berhentinya napas saat tidur. 
2. Narcolepsy alias serangan tidur mendadak
3. Kecemasan
4. Depresi

Orang yang pernah mengalami trauma psikologis juga rentan mengalami Sleep Paralysis. Namun fenomena ini lebih sering terjadi pada orang yang mengalami kelelahan berlebihan atau yang memiliki gangguan jadwal tidur normal.

Referensi :

No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...