Saturday, March 26, 2016

Ekologi Lingkungan

A.                Ekologi Lingkungan
Istilah ekologi diperkenalkan oleh Ernest Haeckel pada tahun 1869, berasal dari bahasa Yunani, yaitu Oikos yang berarti tempat tinggal dan Logos yang berarti Ilmu atau telaah. Sehingga secara istilah, Ekologi adalah ilmu yang mempelajari antara makhluk hidup dengan makhluk hidup atau makhluk hidup dengan lingkungannya atau dengan kata lain, ekologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan timbal balik antara organisme (biotik) dengan lingkungannya (abiotik). Ekologi dikelompokan kedalam 4 jenis, yaitu:
1.      Ekologi hutan
Ekologi hutan adalah Ilmu yang mempelajari hubungan antara mahluk hidup dengan lingkungan. Hubungan ini sangat erat dan komplek sehingga menyatakan bahwa ekologi adalah biologi lingkungan (Eviromental biology). Hutan adalah tempat yag berisi tumbuh-tumbuhan yang dikuasai pohon-pohon dan mempunyai keadaan lingkungan yang berbeda dengan keadaan diluar hutan. Hubungan antara masyarakat tumbuh-tumbuhan hutan, margasatwa dan alam lingkungannya begitu erat sehingga hutan dapat dipandang sebagai suatu sistem ekologi atau ekosistem.
Ekosistem adalah suatu sistem didalam alam yang meliputi mahluk hidup dan lingkungannya yang saling mempengaruhi atau timbal balik untuk kelangsukan hidup mahluk tersebut.
Ekologi hutan adalah cabang ekologi yang khusus mempelajari masyarakat atau ekosistem hutan. Hutan dapat dipelajari dari segi autekologi dan synekologi. Berikut ini adalah penjelasannya:
a)      Autekologi mempelajari ekologi suatu jenis pohon atau pengaruh sesuatu faktor lingkungan terhadap hidup atau tumbuhnya satu atau lebih jenis-jenis pohon. Sifat penyelidikannya mendekati fisiologi tumbuh-tumbuhan.
b)      Synekologi mempelajari hutan sebagaimasyarakat atau ekositem misalnya penelitian tentang pengaruh keadaan tempattumbuh terhadap komposisi dan produksi hutan.
2.      Ekologi daratan
Ekologi daratan adalah ilmu yang mempelajari ilmu antara mahluk hidup dan lingkungannya terutama di daratan. Ekologi daratan meliputi manusia, tumbuhan, hewan, air, udara, dan cahaya. Dalam hal ini terjadi timbal balik untuk kelangsungan individu satu sama lain atau simbiolis mutualisme.

3.      Ekologi laut
Ekologi laut merupakan ilmu yangmempelajari tentang ekosistem air laut. Ekosistem air laut dibedakan atas lautan, pantai, estuari, terumbu karang, dan padang lamun. Habitat air laut (oceanic) ditandai oleh salinitas yang tinggi dengan ion Cl- mencapai 55% terutama di daerah laut tropik, karena suhunya tinggi dan penguapan besar. Di daerah tropik, suhu laut sekitar 25°C. Perbedaan suhu bagian atas dan bawah tinggi. Batas antara lapisan air yang panas dibagian atas dengan air yang dingin di bagian bawah disebut daerah termocline.
4.   Ekologi air tawar                                            
Ekologi air tawar adalah ilmu yang mempelajari tentang kehidupan timbal balik di ekositem air yang dilakukan mahluk hidup dengan alam. Habitat air tawar menempati daerah yang relatif kecil pada permukaan bumi dibandingkan dengan habitat lautan dan daratan, tetapi bagi manusia kepentingannya jauh lebih berarti dibandingkan dengan luas daerahnya.
Berdasarkan pembasahan ekologi tersebut, dapat disimpulkan bahwa ekologi memiliki keterkaitan dengan pembahasan lingkungan dan unsur-unsur penyusun dari lingkungan. Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di sekitar manusia yang memengaruhi perkembangan kehidupan manusia baik langsung maupun tidak langsung. Menurut UU Pengelolaan Lingkungan Hidup No. 23 tahun 1997, lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan makhluk hodup termasuk manusia dan perilakunya yang mempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lain. L.L Bernard (dalam Siahaan, 1987:12) membagi lingkungan hidup terbagi kedalam 4 macam sesuai dengan tujuan mencari pola pengelolaan yang ditentukan dan dikehendaki, yaitu:
1.      Lingkungan fisik (Anorganik)
Lingkungan fisik terdiri dari gaya kosmik dan fisigeografis seperti tanah, udara, air, radiasi, gaya tarik, dan ombak.
2.      Lingkungan biologi (Organik)
Lingkungan biologi merupakan segala sesuatu yang bersifat biotis seperti manusia, hewan, tumbuhan, dan mikroba.
3.      Lingkungan sosial
Lingkungan sosial terdiri dari beberapa jenis, antara lain:
a)      Fisiososial, meliputi kebudayaan materiil seperti peralatan, senjata, mesin, gedung.
b)      Biososial, yaitu manusia dan interaksi terhadap sesamanya, hewan, beserta tumbuhan dan semua bahan yang digunakan manusia yang berasal dari dari sumber organik.
c)      Psikososial, yaitu hubungan antara tabiat batin manusia, seperti sikap, pandangan, keinginan, dan keyakinan. Hal ini dapat dilihat dari kebiasaan, agama, ideologi dan bahasa.
4.      Lingkungan komposit, yaitu lingkungan yang diatur secara institusional berupa lembaga-lembaga masyarakat.
Meskipun memiliki keterkaitan antara ekologi dengan lingkungan, dua hal tersebut memiliki perbedaan. Perbedaannya terletak pada misi untuk mencari pengetahuan menyeluruh tentang alam dan dampak perlakuan manusia terhadap lingkungannya, guna menimbulkan kesadaran dan tanggung jawab dalam pengelolaan lingkungan.

B.                 Keterkaitan Ekologi Lingkungan dengan Teknologi Industri
Ilmu pengetahuan dan teknologi pada saat ini berkembang dengan pesat, hal ini bertujuan untuk mengubah gaya hidup manusia agar lebih mudah, cepat dan praktis untuk berkomunikasi atau mendapatkan informasi. Perkembangan iptek yang paling pesat adalah teknologi informasi dan teknologi industri. Dalam bidang industri, teknologi sangat diperlukan da terus berkembang dengan cepat. Karena dengan adanya teknologi dalam bidang industri mempermudah instansi industri melakukan kegiatan teknologi industrinya. Akan tetapi, perkembangan yang pesat di bidang teknologi industri tak selamanya berdampak positif. Ternyata banyak dampak negatif yang disebabkan oleh perkembangan teknologi. Seperti kerusakan lingkungan yang terjadi diakibatkan limbah pabrik dan perkembangan lahan hijau yang digunakan untuk lahan di bidang industri. Jika hal ini tidak ditindaklanjuti akan berdampak pada kerusakan bumi yang semakin parah.
Hubungan ekologi dan perkembangan iptek adalah perkembangan iptek banyak merubah lingkungan. Manusia melakukan perkembangan iptek untuk mengolah sumber daya alam yang ada. Sumber daya alam yang sudah diolah, akan digunakan untuk kepentingan makhluk-makhluk yang ada di bumi. Dalam sisi abiotik, pengembangan iptek bisa menjadi kesatupaduan untuk menjaga keseimbangan lingkungan. Berdasarkan hal tersebut, pentingnya ekologi dalam perkembangan iptek adalah agar manusia dapat mengetahui patokan dalam mengelola lingkungan dan sumber daya alam. Oleh karena itu, ilmu mengenai ekologi lingkungan dibutuhkan dalam mengelola dan menggunakan bahan yang ada di lingkungan.

C.                Azaz Pengetahuan Lingkungan
Azaz 1 menyatakan bahwa semua energi yang memasuki sebuah organisme, populasi, atau ekosistem yang dianggap sebagai energi tersimpan atau terlepaskan. Energi dapat diubah dari satu bentuk ke bentuk lain, serta tidak dapat hilang, dihancurkan, maupun diciptakan.
      Azaz 2 menyatakan bahwa tidak ada sistem perubahan energi sangat efisien. Misalnya pada Hukum Termodinamika II yaitu "Semua sistem biologi kurang efisien, kecenderungan umum, energi berdegradasi ke dalam bentuk panas yang tidak balik dan beradiasi menuju angkasa"
            Azaz 3 menyatakan bahwa materi, energi, ruang, waktu dan keanekaragaman, semuanya termasuk pada sumber alam.
Azaz 4 menyatakan bahwa semua kategori sumber alam, jika pengadaannya telah maksimal, pengaruh unit kenaikannya sering menurun dengan penambahan sumber alam sampai ke tingkat maksimum.
Azaz 5 menyatakan bahwa terdapat dua jenis sumber alam, yaitu sumber alam yang pengadaannya dapat merangsang penggunaan, dan tidak mempunyai daya rangsang penggunaan.
Azaz 6 menyatakan bahwa Individu dan spesies yang mempunyai lebih banyak keturunan daripada saingannya, cenderung akan berhasil mengalahkan saingannya tersebut.
Azaz 7 menyatakan bahwa kemantapan pada keanekaragaman suatu komunitas lebih tinggi di alam lingkungan yang mudah diramal.
Azaz 8 menyatakan bahwa sebuah habitat dapat jenuh atau tidak oleh keanekaragaman takson. Hal tersebut bergantung kepada bagaimana nicia dalam lingkungan hidup dapat memisahkan takson.
Azaz 9 menyatakan bahwa keanekaragaman komunitas apa saja sebanding dengan biomasa dibagi produktivitasnya. Terdapat hubungan antara biomasa, aliran energi, dan keanekaragaman dalam suatu sistem biologi.
Azaz 10 menyatakan bahwa lingkungan yang stabil perbandingan antara biomasa dengan produktivitas dalam perjalanan waktu naik mencapai sebuah asimtot. Sistem biologi menjalani evoluasi yang mengarah pada peningkatan efisiensi penggunaan energi pada lingkungan fisik yang stabil.
Azaz 11 menyatakan bahwa sistem yang telah mantap mengeksploitasi sistem yang belum mantap. Contohnya seperti pada hama tikus, serangga dari hutan rawa menyerang tanaman pertanian dilahan transmigran.
Azaz 12 menyatakan bahwa kesempurnaan adaptasi suatu sifat atau tabiat tergantung kepada kepentingan relatifnya pada keadaan lingkungan.
Azaz 13 menyatakan bahwa ingkungan yang secara fisik telah mantap memungkinkan terjadinya penimbunan keanekaragaman biologi pada ekosistem yang mantap, serta kemudian dapat menggalakkan kemantapan populasi lebih jauh.
Azaz 14 menyatakan bahwa derajat pola keteraturan naik-turunnya populasi tergantung kepada jumlah keturunan dalam sejarah populasi sebelumnya yang akan mempengaruhi populasi tersebut.

D.                Kesimpulan
Ekologi erat kaitannya dengan lingkungan beserta unsur-unsur penyusun lingkungan. Meskipun memiliki keterkaitan, dua hal tersebut memiliki perbedaan. Perbedaannya terletak pada misi untuk mencari pengetahuan menyeluruh tentang alam dan dampak perlakuan manusia terhadap lingkungannya, guna menimbulkan kesadaran dan tanggung jawab dalam pengelolaan lingkungan.
Setiap ada aksi, selalu diikuti oleh reaksi, demikian pula dengan aksi yang dilakukan manusia terhadap reaksi yang akan timbul pada lingkungan sekitarnya.
Kemajuan teknologi yang berjalan seiiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan adalah sesuatu yang tidak bisa dihindari. Setiap inovasi diciptakan untuk memberikan manfaat positif bagi kehidupan manusia, yaitu memberikan banyak kemudahan, serta sebagai cara baru dalam melakukan aktifitas manusia. Disisi lain, teknologi juga memberikan dampak negatif yang dapat membahayakan bagi lingkungan antara lain perubahan iklim, kerusakan lingkungan, hingga terjadinya proses global warming. Dampak negatif tersebut muncul akibat dari penggunaan sumber daya alam yang berlebihan dan limbah dari pabrik serta kendaraan bermotor yang tidak dikelola dengan baik. Oleh karena itu, ilmu ekologi lingkungan perlu diterapkan dalam perkembangan iptek karena ekologi dapat menjadi acuan atau batasan dalam mengelola sumber daya alam tanpa harus merusak alam.
Penerapan ekologi dalam perkembangan iptek dapat dilakukan dengan cara mengurangi bahan berbahaya pada saat pengelolaan dan penggunaan sumber daya alam seperlunya. Asas-asas pengetahuan lingkungan harus kita pelajari karena asas-asas inilah yang menjadi acuan dan pengendali kita dalam memanfaatkan sumber daya alam tanpa merusak kondisi lingkungan yang ada.

Referensi:
1.      http://hmtl.environment.uii.ac.id/pentingnya-ekologi-dalam-perkembangan/

2.      http://adiseptiyawan.blogspot.co.id/2015/10/makalah-asas-asas-pengetahuan-lingkungan.html

No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...