Seperti yang sudah dijelaskan pada postingan sebelumnya, pemanasan global semakin memperparah keadaan yang ada di bumi. Bahkan beberapa peneliti meramalkan bahwa beberapa daratan akan tenggelam kurang dari 100 tahun mendatang. Lalu, apa yang dapat kita lakukan untuk memperlambat proses dari pemanasan global ini? Tentunya ada banyak hal yang dapat kita lakukan untuk memperlambat proses dari pemanasan global ini, salah satunya adalah dengan menerapkan konsep Earth Hour.
Sumber Gambar : 60+ Earth Hour
Earth Hour adalah kegiatan peduli pada lingkungan yang dipelopori oleh organisasi WWF (World Wide Fund Of Nature) Australia yang di mulai pada tahun 2007 dan diadakan pada hari sabtu terakhir di bulan Maret setiap tahunnya. Saat Earth Hour tiba, seluruh warga dunia serentak memadamkan lampu dan peralatan listrik yang tidak diperlukan sejak pukul 20:30 hingga 21:30 waktu setempat. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan kesadaran atas perlunya tindakan terhadap perubahan iklim serta mengurangi konsumsi listrik.
Seperti
dikutip dari situs Earth Hour, awalnya pada 2004 WWF
Australia mencari upaya baru dalam penanggulangan dampak pemanasan
global. Maka tercetuslah ide Earth
Hour tersebut. Kemudian dalam perkembangannya, dari tahun ke tahun kampanye Earth
Hour disambut baik dan didukung oleh masyarakat dan pemerintah.
Selanjutnya pada 2005, WWF Australia bersama dengan agen
periklanan Leo Burnett Sydney mendiskusikan ide yang mengusung gagasan
bahwa setiap orang bisa bertanggungjawab secara pribadi untuk masa depan bumi.
Mereka pun mulai mengembangkan konsep pemadaman lampu dan listrik dalam skala
besar. Gagasan ini diberi nama 'The Big Flick'. Leo kemudian diberi tugas membuat nama kampanye yang bisa mewakili lebih
dari sekadar memadamkan lampu. Maka pada 2006, konsep mereka diubah namanya
menjadi Earth Hour. Dengan demikian, mereka
berharap nama Earth Hour memungkinkan untuk memperluas fokus
kampanye dari sekedar mematikan lampu.
Sumber Gambar : Poster Earth Hour
Tepat pada 31 Maret 2007, pertama kalinya Earth Hour dilaksanakan di Sydney, Australia. Kala itu, pemadaman
lampu dilakukan pada jam 19:30 hingga 20:30 waktu setempat. Sekira 2,2 juta
penduduk Sydney dan 2.100 pengelola gedung perkantoran turut berpartisipasi
dalam kegiatan ini. Dalam upaya promosi Earth Hour, mereka juga melepas sebuah film yang menampilkan Al Gore yang membahas isu perubahan iklim. Hal ini tentu berhasil menarik banyak perhatian dunia. Perjuangan WWF membuahkan hasil gemilang, setelah 192 negara pada Konferensi Perubahan Iklim PBB di Kopenhagen, Denmark, setuju mengadakan kampanye Earth Hour di seluruh dunia. Earth Hour 2011 adalah Earth Hour pertama yang melampaui waktu pemadaman satu jam. Kegiatan ini lantas menarik perhatian dunia internasional.
Pada tahun - tahun berikutnya, Earth Hour pun kemudian diperingati secara global.
Sumber Gambar : Suasana Earth Hour di Australia
Bagaimana dengan Indonesia? tahun ini adalah
keenam kalinya Indonesia turut dalam kegiatan Earth Hour. Kampanye hemat energi Earth Hour 2014 yang digelar di Jakarta
dan 32 kota besar di Indonesia pada Sabtu malam, 29 Maret 2014 ternyata
menghemat energi Perusahaan Listrik Negara (PLN) hingga Rp 1 miliar. PT PLN
mengakui ada penurunan beban listrik secara signifikan saat warga kompak
mematikan listrik selama satu jam sejak pukul 21.00. Menurut juru bicara PLN,
Bambang Dwiyanto, seperti yang dikutip dari Tempo.com, beban listrik di Jawa,
Madura, dan Bali turun 509 megawatt (MW) atau 2,56 persen jika dibandingkan
dengan akhir pekan sebelumnya. Jika drinci, sepekan sebelum Earth Hour 2014,
pada pukul 21.00 WIB, beban listrik di Jawa, Madura, dan Bali mencapai 19.869
MW. Sedangkan pada 29 Maret lalu beban turun menjadi 19.360 MW. Penurunan beban
terbesar terjadi di Jakarta dan Banten, yakni sebesar 386 MW. Bambang
mengatakan jika penurunan beban ini dikalibrasikan ke nilai rupiah, PLN bisa
menghemat biaya lebih dari Rp 1 miliar. Perhitungannya adalah penurunan daya
sebesar 507 MW dalam satu jam dikalikan dengan biaya produksi listrik per
kilowatt jam (kWh) yang mencapai Rp 2.000. Hasilnya adalah Rp 1.014.000.000.
Referensi:
http://www.belantaraindonesia.org/2014/04/sejarah-earth-hour.html
No comments:
Post a Comment