Geopark atau Taman Bumi adalah suatu konsep manajemen pengembangan
kawasan wisata secara berkelanjutan yang memadukan tiga keragaman alam, yaitu
geologi dan geomorfologi (Geodiversity), keragaman geologi nilai ilmiah (Geoheritage), dan konservasi Geodiversity (Geoconservation). Indonesia telah mengusulkan 33 kawasan Geopark,
namun untuk saat ini hanya empat kawasan yang telah dinyatakan sebagai Taman
Bumi Nasional oleh Badan Geologi Kementerian Energi Sumber Daya Mineral dan
Kementerian Ekonomi Kreatif dan satu kawasan yang telah dinyatakan oleh
Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan Perserikatan
Bangsa-Bangsa (UNESCO) pada tahun 2012 sebagai salah satu Geopark Dunia
berlevel internasional. Berikut ini adalah rincian dari kelima kawasan tersebut:
Sumber : Batur Geopark
1. Pegunungan Sewu
Geopark atau Taman Bumi adalah suatu konsep manajemen pengembangan
kawasan wisata secara berkelanjutan yang memadukan tiga keragaman alam, yaitu
geologi dan geomorfologi (Geodiversity), keragaman geologi nilai ilmiah (Geoheritage), dan konservasi Geodiversity (Geoconservation). Indonesia telah mengusulkan 33 kawasan Geopark,
namun untuk saat ini hanya empat kawasan yang telah dinyatakan sebagai Taman
Bumi Nasional oleh Badan Geologi Kementerian Energi Sumber Daya Mineral dan
Kementerian Ekonomi Kreatif dan satu kawasan yang telah dinyatakan oleh
Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan Perserikatan
Bangsa-Bangsa (UNESCO) pada tahun 2012 sebagai salah satu Geopark Dunia
berlevel internasional. Berikut ini adalah rincian dari kelima kawasan tersebut:
Sumber : Pegunungan Sewu
Pegunungan sewu adalah deretan pegunungan yang terbentang
sepanjang pantai selatan Daerah Istimewa Yogyakarta, Kabupaten Wonigiri (Jawa
Tengah), hingga Kabupaten Tulungagung (Jawa Timur). Deretan pegunungan Sewu
terbentuk karena pengangkatan dasar laut ribuan tahun silam. Pegunungan ini
memiliki bentang alam kawasan karst yang sangat
unik, hal tersebut dicirikan dengan adanya fenomena di permukaan (eksokarst)
dan bawah permukaan (endokarst). Fenomena permukaan meliputi bentukan positif,
seperti perbukitan karst dan bentukan negatifnya yang berupa
lembah-lembah karst dan telaga karst. Sementara fenomena bawah permukaan meliputi goa-goa karst yang
berjumlah tidak kurang dari 119 goa yang memiliki stalaktit dan stalakmit,
dan semua aliran sungai bawah tanah.
2. Gunung Rinjani
Sumber : Gunung Rinjani
Gunung Rinjani adalah gunung yang berlokasi di Pulau Lombok,
Nusa Tenggara Barat. Gunung ini merupakan gunung berapi tertinggi
kedua di Indonesia. Secara stratigrafi, Gunung Rinjani dialasi oleh batuan
sedimen klastik Neogen (termasuk batu gamping), dan setempat oleh batuan
gunungapi Oligo-Miosen. Gunung api Kuarter itu sendiri sebagian besar
menghasilkan piroklastik, yang dibeberapa tempat berselingan dengan lava. Di
sebelah barat kerucut Rinjani terdapat kaldera. Di kaldera ini terdapat Segara
Anak (segara= laut, danau) seluas 11.000.000 m persegi dengan kedalaman
230 m. Air yang mengalir dari danau ini membentuk air terjun yang sangat indah,
mengalir melewati jurang yang curam. Bentuk Kaldera Segara Anak yang melonjong
ke arah barat-timur diduga berkaitan dengan struktur retakan di batuan-dasar.
Gunung api Rinjani yang terletak di jalur gunung api Kuarter sistem Busur Banda
Dalam bagian barat dibentuk oleh kegiatan tunjaman dasar Samudera Hindia di
bawah pinggiran Lempeng Asia Tenggara. Jalur tunjaman yang terletak di selatan
menunjukkan adanya gaya mampatan yang berarah utara-selatan. Retakan
batuan-dasar yang berarah barat-timur, yang mempengaruhi bangun kaldera, dengan
demikian ditafsirkan sebagai retakan release yang
disebabkan oleh gaya tarikan. Struktur itu setidaknya terbentuk sejak permulaan
Zaman Kuarter.
3. Danau Toba
Sumber : Danau Toba
Danau
Toba adalah sebuah danau vulkanik dengan ukuran panjang 100
kilometer dan lebar 30 kilometer yang terletak di Provinsi
Sumatera Utara, Indonesia. Danau ini merupakan danau terbesar di Indonesia
dan Asia Tenggara. Di tengah danau ini terdapat sebuah pulau vulkanik
bernama Pulau Samosir. Diperkirakan Danau Toba terjadi saat
ledakan sekitar 73.000-75.000 tahun yang lalu dan merupakan letusan supervolcano (gunung berapi super). Setelah letusan tersebut,
terbentuk kaldera yang kemudian terisi oleh air dan menjadi yang sekarang
dikenal sebagai Danau Toba. Tekanan ke atas oleh magma yang belum
keluar menyebabkan munculnya Pulau Samosir.
Sumber : Pulau Samosir
Tim peneliti multidisiplin internasional, yang
dipimpin oleh Dr. Michael Petraglia, mengungkapkan dalam suatu konferensi pers
di Oxford, Amerika Serikat bahwa telah ditemukan situs arkeologi baru yang
cukup spektakuler oleh para ahli geologi di selatan dan utara India. Di situs
itu terungkap bagaimana orang bertahan hidup, sebelum dan sesudah letusan
gunung berapi (supervolcano) Toba pada 74.000 tahun yang lalu, dan bukti
tentang adanya kehidupan di bawah timbunan abu Gunung Toba. Padahal sumber
letusan berjarak 3.000 mil, dari sebaran abunya. Selama tujuh tahun, para ahli dari oxford
University tersebut meneliti projek ekosistem di India, untuk mencari bukti
adanya kehidupan dan peralatan hidup yang mereka tinggalkan di padang yang
gundul. Tim menyimpulkan, daerah yang cukup luas ini ternyata ditutupi debu
dari letusan gunung berapi purba. Penyebaran debu gunung berapi itu sangat
luas, ditemukan hampir di seluruh dunia. Berasal dari sebuah erupsi supervolcano purba, yaitu Gunung Toba. Dugaan
mengarah ke Gunung Toba, karena ditemukan bukti bentuk molekul debu vulkanik yang
sama di 2100 titik. Sejak kaldera kawah yang kini jadi danau Toba di Indonesia,
hingga 3000 mil, dari sumber letusan. Bahkan yang cukup mengejutkan, ternyata
penyebaran debu itu sampai terekam hingga Kutub Utara. Hal ini mengingatkan
para ahli, betapa dahsyatnya letusan super gunung berapi Toba kala itu.
4. Gunung Batur
Sumber : Gunung Batur
Gunung Batur merupakan sebuah gunung berapi aktif di Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli, Bali, Indonesia.. Kawasan Gunung Batur terkenal sebagai obyek wisata andalan Kabupaten Bangli. Konon menurut cerita dalam lontar Susana Bali, Gunung Batur merupakan puncak dari Gunung Mahameru yang dipindahkan Batara Pasupati untuik dijadikan Sthana Betari Danuh (istana Dewi Danu). Pada waktu tertentu, seluruh umat Hindu dari berbagai daerah di Bali datang ke Batur menghaturkan Suwinih untuk mengusir bencana hama yang menimpa ladang mereka. Dengan menghantarkan suminih ini maka kawasan gunung Batur menjadi daerah yang subur.
Daerah yang dapat ditonjolkan sebagai obyek wisata adalah kawah, kaldera, dan danau. Terdapat aliran air dalam tanah yang mengalirkan air Danau Batur, yang muncul menjadi mata air di beberapa tempat di Bali dan dianggap sebagai "Tirta Suci"
Wisata budaya yang terdapat di kawasan Gunung Batur adalah Trunyan. Di sebelah utara Trunyan terdapat kuban, sebuah tempat makam desa, namun jenazah tidak dikuburkan atau dibakar, melainkan diletakkan di bawah pohon setelah dilakukan upacara kematian yang rumit. Tempat pemakaman ini dipenuhi oleh tulang-tulang, dan bisa jadi kita menemukan mayat yang masih baru. Pada saat Gunung Batur diresmikan menjadi Geopark International di tahun 2012, Gunung Rinjani dan Gunung Sewu sebenarnya juga diusung oleh Badan Geologi ke lembaga Geopark Global Network-UNESCO sebagai calon Geopark Dunia. Namun karena beberapa faktor yang berkaitan dengan dukungan masyarakat dan pemerintah daerah, Gunung Sewu dan Gunung Rinjani tereliminasi. Padahal, dibandingkan dengan Gunung Rinjani dan Gunung Sewu, panorama serta keragaman geologi di Gunung Batur dapat dikatakan tidak seistimewa di kedua kawasan tersebut.
5. Kawasan Merangin
Sumber : Kawasan Merangin
Salah satu keunikan Geologi Di kabupaten Merangin
adalah memiliki Geodiversity yang unik, yang terletak dikawasan
Batang Sunagi Merangin antara desa Air Batu Kecamatan Renah Pembarap, Desa
Beiku Tanjung (Teluk Wang Sakti) sampai dengan Ujung Tanjung kecamatan Bangko. Provinsi
Jambi yang meliputi kawasan Merangin secara geografis terletak ditengah pulau
sumatera. Provinsi ini disebelah berbatasan dengan Provinsi Riau, sebelah timur
dengan selatan berbatasan dengan Provinsi Sumatera Selatan dan sebelah
Barat dengan Provinsi Sumatera Barat dan Provinsi Bengkulu. Kondisi
geografis yang sangat strategis diantara Provinsi sekitarnya membuat
peran Provinsi Jambi sangat penting terlebih lagi dengan dukungan sumber daya
alam yang melimpah.
Salah satu sumber daya alam yang sangat bernilai
terdapat dikabupaten Merangin yaitu ditemukan beberapa potensi keragaman
geologi di sepanjang sungai Merangin dan sungai Mengkarang. Fosil flora
dan fauna Jambi berumur 250-290 juta tahun (Zaman Parem Akhir). Fosil flora
Jambi tersebut terkam pada batuan gunung api bersisipan sedimen laut (batu
gamping, serpih gampingan). Sementara itu dalam sedimen batuan tersebut
ditemukan kandungan fosil fusulina, krinoid, amonit, dan brakhiopoda yang
berumur perem awal tengah yakni sekitar 290 juta tahun yang lalu. Selain itu
terdapat fosil tumbuhan, yang berupa batang kayu terkesikkan berukuran raksasa
berumur Tersier-Kuarter awal.
Berdasarkan hasil penelitian pada koleksi fosil
flora Jambi yang dillakukan Moleh Badan Geologi yang bekerja sama dengan para
ahli dari Belanda (Geological Research Institute-naturalis Leiden, The
Netherlands) mengindikasikan bahwa pada zaman Paleozotikum Mintakat Sumatera
Barat dihuni oleh fauna air hangat dan flora tropis Jambi yang berkaitn
dengan Flora Cathaysia. ‘Taman Botani Purba’ kawasan sungai
Mangkaranga-Merangin waktu itu merupakan daratan berhutan tropis. Hal ini
dibuktikan oleh kehadiran fosil tumbuhan berupa batang pohon yang sudah
membantu dan fosil daun Macralethopretis sp, dan lain-lain. Fosil batang
pohon Araucaryoxillon yang terawetkan masih berada posisi
tumbuh (in-situ). Situs Geologi ini merupakan yang terbaik di Asia. “Fosil
flora Jambi” adalah salah satu keragaman geologi Pulau Sumatera dan
Indonesia yang sangat penting, karena fosil flora yang dikandungnya merupakan
flora tertua di Asia Tenggara dan sebagai founa penghubung antara Provinsi
flora cathaysian dan Euramerican. Seperti diketahui, fosil flora Cina Utara
sedikit lebih muda dari “Flora Jambi”, sehingga dapat disimpulakan, bahwa
“Flora Jambi” merupakan inti titik penyebar flora (botanical nucleus) ke
berbagai arah.
Sebelum meresmikan lima kawasan tersebut, Tim Koordinasi dan Pengembangan Geopark Badan Geologi juga 'mencalonkan' Raja Ampat (Papua Barat) dan Ciletuh (Jawa Barat) sebagai bagian dari Geopark.
Seperti yang sudah dijelaskan diatas, disimpulkan bahwa kelima geopark tersebut memiliki keunggulan yang berbeda-beda. Gunung Rinjani dengan aktivitas vulkanik, Gunung Sewu dengan bentukan karst, Gunung Batur dengan wisatanya, Danau Toba dengan sejarah letusan megavolkano, sementara Merangin dikenal dengan fosil-fosil tumbuhan yang banyak terdapat didalam bebatuan.
Referensi :
1. http://nationalgeographic.co.id/berita/2013/12/indonesia-saat-ini-miliki-lima-taman-bumi
2. http://www.belantaraindonesia.org/2012/11/lima-taman-bumi-indonesia-diusulkan-ke.html
3. wikipedia
4. http://kebudayaan.kemdikbud.go.id/retane/2014/02/13/geopark-merangin/
No comments:
Post a Comment