Boneka besar ini adalah salah satu ikon yang sangat melekat dengan masyarakat Jakarta. Hampir di setiap acara, mulai dari khitanan, perkawinan, peresmian, pawai, menyambut tamu tamu penting, sampai acara besar seperti ulang tahun Jakarta pun boneka besar ini tidak pernah ketinggalan untuk menambah semarak acara.
Konon, ondel-ondel telah ada sebelum Islam tersebar di Jawa. Para ahli memperkirakan ondel-ondel ada di Jakarta sejak berabad lalu. Seorang pedagang asal Inggris, W. Scot, mencatat dalam bukunya jenis boneka seperti ondel-ondel sudah ada tahun 1605.
Bentuk Ondel-ondel adalah personifikasi dari leluhur masyarakat Betawi yang senantiasa menjaga keturunannya dari gangguan roh halus. Tidak heran kalau bentuk Ondel-ondel jaman dulu berkesan sangat menyeramkan. Sebab mitos inilah, orang Betawi jadi menganggap bahwa kekuatan ondel-ondel akan menjaga keselamatan kampung beserta isinya dari roh jahat dengan menampilkan ondel-ondel dalam upacara bersih desa atau sedekah bumi.
Sumber gambar : Tampilan Ondel-Ondel Zaman Dulu
Kini, Boneka Ondel-ondel dibuat dari anyaman bambu dengan tinggi sekitar 2,5 meter dan diameter kurang lebih 80 cm. Dibuat sedemikian rupa agar orang yang memikul boneka tersebut dapat bergerak lebih leluasa. Rambutnya terbuat dari ijuk dan kertas warna-warni. Ondel-ondel selalu diarak sepasang. Ondel-ondel dipasangkan topeng atau kedok sehingga rupanya tidak menyeramkan seperti dulu lagi, untuk ondel-ondel lelaki wajahnya berwarna merah, sedangkan wajah ondel-ondel perempuan berwarna putih atau kuning. Meski terjadi pergeseran fungsi, unsur ritual tak sepenuhnya lepas dari tradisi Ondel-ondel. Sebelum mulai membuat Ondel-ondel, biasanya akan disediakan sesajen yang berisi bubur merah putih, rujak-rujakan tujuh rupa, bunga-bungaan tujuh macam, asap kemenyan, dan sebagainya. Demikian pula ondel-ondel yang sudah jadi, biasa pula disediakan sesajen dan dibakari kemenyan, disertai mantera-mantera ditujukan kepada roh halus yang dianggap menunggui ondel-ondel tersebut. Tak hanya itu, sebelum ondel-ondel dikeluarkan dari tempat penyimpanan dan siap untuk berkeliling, para rombongan senantiasa mengadakan sebuah ritual pembakaran kemenyan yang dilakukan oleh pimpinan rombongan, atau salah seorang yang dituakan dalam rombongan. Menurut istilah setempat upacara demikian disebut ngukup.
Sumber : Tampilan Ondel-Ondel Zaman Sekarang
Dalam setiap arakannya, Ondel-ondel biasanya diiringi oleh musik yang tidak menentu, tergantung pada masing-masing rombongannya. Ada yang diiringi oleh Tanjidor, gendang pencak Betawi, Bende, Kemes, Ningnong dan Rebana Ketimpring.
Referensi :
1. http://kebudayaanindonesia.net/id/culture/974/ondel-ondel
2. http://jakartapunyasouvenir.blogspot.com/2011/10/asal-usul-ondel-ondel.html
No comments:
Post a Comment