Hampir
semua orang tahu tentang Kota Dubai. Kota futuristik, indah, gemerlap dan hamparan luas kekayaannya. Dubai adalah satu dari tujuh emirat dan kota terpadat di Uni Emirat Arab (UEA). Terletak di sepanjang pantai selatan Teluk Persia di Jazirah Arab. Kota ini sangat identik dengan sumber daya alamnya
berupa minyak bumi. Dibalik keindahan dan gemerlapnya kota ini, siapa yang menyangka bahwa dulu Dubai hanyalah kota ditengah padang pasir yang sangat jauh dari kesan mewah dan futuristik. Pemerintah Dubai beroperasi di dalam lingkup monarki konstitusional dan telah dipimpin oleh keluarga Al Maktoum sejak 1833. Pemimpin saat ini, Mohammed bin Rashid Al Maktoum, juga menjabat sebagai Perdana Menteri Uni Emirat Aarab dan anggota Dewan Tertinggi UEA (SCU). Berbagai terobosan yang dilakukan oleh Sheikh Mohammed bin Rashid Al-Maktoum, memang terbilang tidak masuk akal dan banyak orang yang menyangsikannya. Namun, tak dapat di pungkiri, orang ini adalah
magnetnya Dubai. Beliau banyak membuat proyek proyek pembangunan Dubai hingga menjadi kota yang megah seperti sekarang ini.
Sumber Gambar : Dubai Zaman Dahulu
Kebanyakan orang beranggapan bahwa Dubai menjadi kota kaya
karena berada di Teluk Arab yang memiliki sumur minyak bumi yang melimpah.
Namun, anggapan kebanyakan orang itu salah. Pada awal 1980-an, banyak yang memprediksi bahwa ekonomi Dubai
tidak akan mampu bertahan jika hanya fokus pada bisnis sektor sumber daya
minyak bumi semata. Sehingga perlu bagi pemerintah dan pengusaha di kota ini
memikirkan investasi pada sektor lainnya. Pemerintah Uni
Emirat Arab dan Kota Dubai mulai mengadopsi metode Barat dalam pengembangan
bisnis properti. Oleh karena itu, hingga kini sekitar $ 100.000.000.000 bagi pendapatan pembangunan negaranya, ternyata
berasal dari bisnis real estate, perusahaan penerbangan, dan pelabuhan. Produksi minyak bumi rupanya hanya
menyumbang 7 persen saja dari total pendapatan negara, sedangkan sisanya
dari pendapatan dari sektor investasi berat, industri dan lahan.
Pada tahun 2000, sebagian besar pembangunan properti mulai dikerjakan. Hal ini
memberikan dorongan segar bagi perekonomian di kawasan itu dan benar-benar
menyebabkan investasi real estate di kota tersebut berkembang pesat. Masih pada
tahun 2000, dunia menyaksikan pembukaan Dubai Internet City. Hal ini mengundang
banyak klien global dari berbagai negara mendukung usaha Dubai memanfaatkan
teknologi. Kota itu benar-benar membebas pajak di sektor tekonologi informasi,
sehingga hal ini menarik banyak investor.
Sumber Gambar : Dubai mulai melalukan pembangunan
Pada tahun 2003 banyak investor asing yang melirik potensi besar di Uni emirat Arab dan berencana berinvestasi di sana. Menariknya, negara itu memiliki aturan bahwa pemilik properti hanya bisa memiliki properti masing-masing dalam jangka waktu sembilan puluh sembilan tahun dan tidak ada sama sekaliaturan yang disebut aturan freehold. Aturan itu tetap menarik minat investor, sehingga berdirilah bangunan Burj Khalifa yang dibangun oleh Emaar Properties, Dubai Marina, Jumeirah Village dan Burj Al-Arab, yang merupakan hotel paling mahal dan merupakan bangunan tertinggi di dunia serta proyek-proyek lain yang pembangunannya tengah berlangsung.
Sumber Gambar : Dubai Masa Kini
Burj Khalifa, sebuah bangunan senilai $ 1,5 Miliar, hingga tahun ini masih menempati sebagai bangunan tertinggi di planet Bumi. Sejak berdirinya bangunan ini pendapatan Kota Dubai meningkat secara signifikan dalam sektor pariwisata. Kemudian, ada pulau-pulau kelapa buatan (biaya konstruksi $ 12.300.000.000) juga menarik banyak wisatawan dari berbagai penjuru dunia. Meski demikian, bukannya sama sekali kota ini tidak punya masalah. Sejak tahun 2008 pendapatan produk domestik bruto diperkirakan turun sebesar $ 82.110.000.000. Tidak sedikit investor yang mengurungkan proyek mereka di kota itu pada saat krisis global itu. Harga properti mulai jatuh secara signifikan dan ribuan orang yang merupakan penduduk kota itu mulai kehilangan pekerjaan mereka. Perlahan-lahan tapi pasti, kota ini kemudian seperti mendapatkan semangatnya kembali. Kota ini mulai bergolak lagi dan kegagalan hanya menjadi sejarah singkat dan pembelajaran bagi pemerintah Uni Emirat. Lokasinya yang strategis dan menghubungkan Asia dan Eropa telah memastikan peluang bisnis yang menjanjikan untuk waktu yang lama bagi masa depan Dubai.
Sumber Gambar : Hotel Atlantis, Dubai
Referensi Tulisan :
1. http://www.merdeka.com/ireporters/dunia/ini-alasan-mengapa-dubai-menjadi-kota-sangat-
kaya.html
2. Wikipedia
No comments:
Post a Comment