1.
Karakter
tidak beretika dalam kehidupan sehari-hari
Terdapat beberapa
contoh karakter tidak beretika yang dapat dijumpai dalam kehidupan sehari-hari,
antara lain:
a. Berkata
kasar, memaki dan berperilaku tidak sopan pada orang yang lebih tua.
Karakter
beretika ini sering dijumpai dalam masyakarat sekitar, seperti memaki
pengendara lain yang dianggap salah dengan kata-kata yang kasar, tidak peduli
jika pengendara tersebut lebih tua dibanding dirinya. Berperilaku tidak sopan
dan tidak memberi tempat duduk bagi lanjut usia ketika berada dalam suatu
kendaraan umum yang ramai atau sering membantah perintah dari orang tua.
b. Tidak
berperilaku sopan ketika bertamu.
Karakter tidak beretika ini misalkan
bertamu tidak pada waktunya seperti pada malam hari ketika penghuni rumah
sedang tertidur, tidak mengucapkan salam kita ingin bertamu atau berbicara
terlalu keras yang dapat mengganggu kegiatan dari penghuni rumah lainnya.
c. Membuang
sampah sembarangan.
Karakter ini paling sering dijumpai
dalam masyarakat sekitar, dimana kesadaran untuk menjaga lingkungan masih
rendah. Padahal tempat sampah telah disediakan, namun karena telah terbiasa
membuang sampah sembarangan, karakter tersebut menjadi kebiasaan yang mengakar
dan sulit diubah. Saya sering menemukan banyak pejalan kaki atau pengendara
kendaraan bermotor membuang sampah ditengah jalan atau didepan jalanan rumah
saya, mulai dari sampah yang kecil seperti bungkus permen atau plastik
pembungkus makanan, hingga sampah yang besar dan menimbulkan bau seperti kardus
berisi sisa makanan atau kulit buah. Sampah-sampah ini akan menimbulkan
lingkungan yang kotor dan tidak nyaman bagi orang lain atau warga sekitar,
serta dapat menyebabkan suatu lingkungan akan menjadi banjir ketika saluran air
yang seharusnya lancar menjadi meluap karena tumpukan sampah akibat masyarakat
yang tidak menjaga lingkungan dengan membuang sampah pada tempatnya.
d. Merokok
disembarang tempat.
Karakter ini juga sering dijumpai
ditengah masyarakat, dimana para perokok tidak memiliki etika dalam melakukan
aktivitasnya, yaitu merokok disembarang tempat dan membuat udara sekitar
menjadi tidak nyaman bagi orang lain. Saya sering melihat banyak orang yang
merokok di pertokoan, bahkan orang tersebut mengembuskan asap rokok dengan bebas
ketika pelanggan pertokoan lewat didepannya, padahal pertokoan tersebut telah
menerapkan larangan merokok didalam gedung. Hal serupa terjadi dilingkungan
kampus. Padahal bagian lorong yang telah terpasang larangan untuk merokok,
namun masih ada segelintir mahasiswa yang melanggar aturan tersebut. Mengotori
lorong dengan abu dan puntung rokok sehingga lingkungan menjadi tidak nyaman,
bau dan sangat menganggu kenyamanan serta kegiatan orang lain yang tidak
menyukai asap rokok. Perilaku tidak beretika ini harus diubah. Tindakan
beretika yang tepat bagi para perokok adalah merokok ditempat yang memang telah
disediakan, misalkan ruang merokok atau daerah khusus perokok. Misalkan tempat
sekitar tidak ada larangan merokok, ada baiknya perokok tersebut meminta izin
pada orang yang berada didekatnya terlebih dahulu untuk merokok. Buang punting
dan abu rokok pada suatu tempat agar kotorannya tidak mengganggu lingkungan
sekitar dan kenyamanan dari orang lain.
e. Menerobos
lampu lalu lintas dan berkendara sesuka hati.
Karakter ini sering saya jumpai
dijalanan dekat dengan kampus, dimana banyak pengendara kendaraan bermotor
masih sering menerobos lampu lalu lintas demi kepentingannya sendiri, tanpa
memikirkan hak orang lain. Karakter tidak beretika ini sangat membahayakan bagi
para pengendara lain, menimbulkan kecelakaan dan merugikan pihak lain. Selain
itu, sering kali saya melihat pengendara sepeda motor menaiki trotoar, yang
seharusnya menjadi hak bagi pejalan kaki, untuk menghindari kemacetan. Tidak
jarang, pengendara motor yang menaiki trotoar tersebut membunyikan klakson untuk
pejalan kaki agar segera menepi, sementara pengendara motor tersebut lewat. Hal
tersebut bukanlah tindakan yang beretika karena apa yang dilakukannya merupakan
perbuatan yang dapat merugikan karena mengambil hak milik orang lain.
2.
Aktivitas
tidak beretika dalam bekerja sebagai lulusan teknik industri
Terdapat beberapa
aktivitas yang menunjukkan perilaku tidak beretika dalam bekerja sebagai
lulusan teknik industri, yaitu:
a. Pemalsuan
dokumen.
Tindakan pemalsuan dokumen ini
dapat berarti membuat surat palsu atau memalsukan surat yang telah ada. Tidakan
pemalsuan dokumen demi mementingkan diri sendiri dapat berdampak pada jeratan
hukum yang dapat merugikan kelangsungan hidup perusahaan atau membuat citra
buruk bagi perusahaan.
b. Plagiarisme
produk orang lain.
Plagiarisme menurut kbbi merupakan
penjiplakan yang melanggar hak cipta milik orang lain. Dampak negatif dari
kegiatan plagiarisme adalah membunuh kreatifitas dari seseorang. Kebiasaan
plagiarisme dapat membuat seseorang malas mengeluarkan ide dan berujung pada
penjiplakan ide dari orang lain. Tindakan plagiarisme dapat berdampak pada
jeratan hukum jika hak cipta dari barang yang dijiplak telah terdaftar secara
resmi. Tindakan ini juga dapat merugikan orang lain, baik sang pemilik ide asli
maupun perusahaan, karena nama baik perusahaan jadi tercemar karena karyawannya
yang melakukan tindakan plagiat.
c. Sering
mengkritik, menginterupsi dan tidak menerima pendapat orang lain yang berbeda
dengan pendapat sendiri ketika sedang rapat.
Perusahaan memiliki karyawan dengan
ide atau pemikiran yang berbeda-beda. Tidak jarang perbedaan tersebut
menyulitkan untuk pengambilan suatu kesimpulan yang dapat disetujui oleh banyak
pihak yang terlibat. Tindakan tidak beretika ketika dalam proses pengambilan
keputusan tersebut ditandai dengan sering mengkritik pendapat orang lain yang
menurutnya tidak lebih baik dibandingkan pendapatnya, selain itu perilaku
sering menginterupsi atau menyanggah ketika orang lain sedang mengungkapkan
pendapatnya juga termasuk tindakan yang tidak beretika. Perilaku ini perlu
dihindari agar tidak membuat perpecahan dan respon negatif dari orang lain
untuk orang tersebut.
d. Menyebarluaskan
rahasia perusahaan dan klien.
e.
Melakukan pelanggaran aturan yang
diterapkan oleh perusahaan dengan sengaja.
Sering kali
karyawan melakukan pelanggaran-pelanggaran kecil yang dianggap sepele, namun
dapat mencerminkan perilaku tidak beretika. Misalkan datang telat dan sering
pulang lebih dulu dari jadwal yang telah ditentukan atau tidak berpakaian
sesuai dengan aturan perusahaan.
3.
Pentingnya
etika profesi
Etika profesi adalah
suatu tindakan pengendalian diri dalam pekerjaan yang dilakukan untuk
kepentingan sosial atau sendiri dalam suatu bidang keahlian tertentu (dalam hal
ini adalah profesi keteknikan sebagai lulusan teknik industri). Etika profesi
sangat penting dalam bidang teknik, karena suatu profesi harus memiliki tanggung
jawab, seperti tanggung jawab terhadap pelaksanaan pekerjaan, hasil, serta
dampaknya terhadap kehidupan orang lain.
Selain itu suatu profesi juga harus memiliki keadilan, dimana keadilan
ini menuntut suatu profesi untuk memberikan kepada siapa saja yang menjadi
haknya. Jika profesi keteknikan yang dilakukan tanpa etika, maka akan berakibat
fatal terhadap institusinya, orang yang bekerja dalam institusi tersebut, serta
masyarakat luas.
Martin Heidegger dalam
Bertens (2013:226) berpendapat bahwa teknik yang diciptakan manusia untuk
menguasai dunia, sekarang mulai menguasai manusia itu sendiri. Banyak orang
yang mendapat kesan bahwa proses perkembangan ilmu dan teknologi seolah-olah
kebal terhadap tututan etis. Oleh karena itu, diperlukan adanya etika profesi,
dalam hal ini adalah insinyur sebagai profesi dari jurusan teknik industri,
dalam mengembangkan kompetensi etisnya. Setiap organisasi profesi keteknikan
mempunyai kode etik untuk para anggotanya yang bertujuan sebagai arahan terkait
etika tingkah laku bagi para insinyur.
4.
Organisasi
Profesi Teknik Industri
Terdapat beberapa
organisasi profesi yang berkaitan dengan teknik industri. Berikut ini merupakan
contoh organisasi profesi di bidang teknik, khususnya teknik industri:
a. Institute of Industrial System
Engineers (IISE)
IISE berdiri pada tahun 1948, yang
mendorong para anggotanya untuk bertugas dalam meningkatkan kompleksitas
organisasi dari seluruh dunia dan dalam lintas industri. Sepanjang perjalanan
organisasi ini, para anggota mendaftarkan diri untuk bergabung dalam IISE untuk
menjaring koneksi yang menyediakan perspektif sistem dan integrasi pada
tantangan bisnisnya. IISE bertujuan untuk membuat segala macam industri dapat
ditingkatkan menuju kondisi yang lebih baik, mulai dari industri automobile, manufaktur, aerospace, hingga industri kesehatan,
kehutanan, keuangan, dan pendidikan. Misi dari organisasi ini adalah untuk
menyediakan pengetahuan, pelatihan, peluang jaringan serta pemahaman untuk
meningkatkan skill dan efektivitas
dari suatu profesi industrial and systems
engineering dan meningkatkan kualitas serta produktivitas dari individu
yang terlibat
b. Ikatan
Sarjana Teknik Industri dan Manajemen Industri Indonesia (ISTMI)
ISTMI berdiri pada tahun 1987, yang
diawali oleh pendirian PERSATI terlebih dahulu. ISTMI memiliki 7 misi, yaitu memberikan kontribusi bagi ekonomi
dan pembangunan masyarakat yang adil dan merata, menjadi mitra bagi pemerintah
daerah/pusat dan istansi lainnya dalam industri dan ekonomi bagi kesejahteraan
masyarakat, menjadi mitra Industri Lokal dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi
di NKRI, meningkatkan wawasan pengetahuan dan mengembangkan budaya penelitian
bagi para anggota ITMI serta mengelola publikasi serta jurnal ilmiah yang
dikeluarkan oleh dan atau dengan ISTMI, mengembangkan potensi dan berbagai
peluang yang dimilik anggota ISTMI secara langsung dan tidak langsung, membangun
dan menglola anggota Ikatan Sarjana Teknik Manajemen Industri (ISTMI) yang
terdiri dari anggota biasa (Sarjana Teknik Industri dan Manajemen Industri) dan
anggota luar biasa (pemerhati dan praktisi bidang Teknologi, Industri, dan
Ekonomi), membangun dan mengembangkan jaringan antar anggota ISTMI serta antar
organisasi profesi.
c. Perhimpunan
Ergonomi Indonesia (PEI)
Organisasi ini
telah berjalan selama dua dekade, mulai dari 1987 hingga 2006. Dalam dekade
pertama, PEI berdiri secara dependen dengan anggotanya yang berasal dari
kalangan akademisi. Masalah utamanya adalah tidak banyak disiplin yang
menyediakaan materi tentang ergonomi dalam kurikulumnya. Sebagian besar engineer memiliki persepsi yang kuat
bahwa jurusan teknik harus menguasai formula matematika, teori fisika, proses
manufaktur, dan tidak berhubungan dengan manusia atau interaksinya dengan
mesin. Disisi lain, terdapat sedikit ergonomist
yang mampu mempromosikan dan mensosialiasikan ergonomic sebagai materi yang
relevan untuk meningkatkan produktifitas dan kualitas dari lingkungan kerja
dalam suatu industri. Oleh sebab itu pada dekade pertama, PEI tidak terorganisi
dan berfungsi dengan baik, namun pada akhir tahun 90an, situasinya berubah.
Sejalan dengan masalah global mengenai kometisi dalam dunia industri dan
meningkatnya masalah mengenai lingkungan, PEI bekerja sama dengan laboratorium
Desain Sistem Kerja dan Egonomi jurusan Teknik Industri ITS, memulai untuk
mengadakan konferensi dan seminar nasional dengan tema “Peranan Ergonomi dalam
Industri pada Meningkatnya Kompetisi Global untuk memasuki Era Milenium Ketiga”
yang berlangsung pada tanggal 6 hingga 7 tahun 2000 di Surabaya. Pada momen
yang sama, konferensi tersebut diadakan untuk memulihkan dan membangun kembali
organisasi PEI. Pada dekade kedua, PEI mulai terorganisir dan menyeponsori
banyak kegiatan seperti seminar, symposium, dan forum ilmiah.
Sumber gambar : PEI
d. Perhimpunan
Ahli Teknik Indonesia (PATI).
Sebelum terbentuknya PATI, Ahli
Teknik Indonesia tidak memiliki wadah yang mampu menampung aspirasinya secara
tepat guna. Melihat perkembangan infrastruktur tanah air yang mulai bangkit,
maka kebutuhan akan hal ini sudah semakin mendesak. Ahli Teknik Indonesia
membutuhkan organisasi sebagai sarana menggalang kesatuan dan persatuan ahli
teknik. Semangat inilah yang
kemudian pada akhirnya memunculkan Perhimpunan Ahli Teknik Indonesia (PATI). Asosiasi PATI merupakan organisasi
yang bertujuan melakukan pembinaan bagi para ahli teknik tanah air. Tepat pada
25 Juni 1985, PATI resmi lahir.
e. Persatuan
Insinyur Profesional Indonesia (PIPI)
PIPI atau Persatuan Insinyur Profesional Indonesia adalah
salah satu Asosiasi Profesi yang merupakan lembaga non-politik yang menjadi
wadah para insinyur Indonesia. Asosiasi ini secara tak langsung, PIPI menjadi
bagian dari Lembaga Pengembangan Industri Jasa Konstruksi. PIPI didirikan pada tahun 1994 oleh beberapa pihak.
Seperti Ir. Raswari MM, Ir. Made Zakir, Ir. Hanofik, dan 100 orang anggota
PIPI lainnya.. Sejak awal berdiri sampai saat ini. Asosiasi profesi ini
aktif dalam berbagai kegiataan. Mulai dari tingkat nasional bahkan
internasional. PIPI pun seringkali mengadakan pertemuan tingkat Internasional
secara berkala. Diantaranya, International
Conference Oil, Gas & LNG di Jakarta yang dihadiri 225 tamu dari 21
negara dunia. Selain itu, di tahun sebelumnya (2011, 2012, 2013) pun mengadakan
acara di Jakarta. PIPI memiliki tekad yang kuat berperan aktif dalam
perkembangan infrastruktur tanah air. Beberapa hal yang dilakukan PIPI demi
terwujudnya hal tersebut, yaitu menyediakan jasa konsultasi Project Management, Construction Management,
As Built Draws, Pipe Stress Analysis. Selain itu, Asosiasi PIPI pun
kerapkali memberikan pelatihan kepada insinyur tanah air. Hal ini sebagai
bentuk implementasi pengembangan kompetensi dan sekaligus skill insinyur tanah
air yang diwujudkan dalam bentuk Sertifikat Keahlian (SKA). Beberapa
diantaranya yaitu Piping Engineering
Design South East Asia, Professional Certification For Engineer Expert In
Construction Services, Management Report and Report Writing With International Standard,
serta Engineering, Procurement & Construction (EPC) Project Management,
Project Risk Management and Project Cost Control.
Referensi:
Arsana, I Putu Jati. 2012. Etika Profesi Insinyur. Yogyakarta :
Deepublish
http://www.iise.org
http://www.istmi.org
http://msritomo.blogspot.co.id/2010_12_01_archive.html
http://edisilima.com/teknik-industri/pengantar-teknik-industri/bab-i-sejarah-pengertian-dan-lingkup-teknik-industri/1-3-program-pendidikan-teknik-industri/
http://esertifikasi.com/blog/persatuan-insinyur-profesional-indonesia-pipi
sertifikasi.com/blog/perhimpunan-ahli-teknik-indonesia-pati
Terima kasih telah menjadikan buku tersebut sebagai referensi
ReplyDeleteSalam sukses